RAKSASA HUTAN YANG CERDAS DAN LEMBUT HATI
Karena ukuran tubuhnya yang guede, dan bobot tubuhnya yang buerat, timbul pertanyaan di benak kita : bisakah gajah melompat? Nggak usah lompat tali lah, itu mah keterlaluan. Lompat biasa saja, semisal melompati gunung (haiyah, ade-ade aje … )
Gajah memang binatang serba super. Sebelum melahirkan, induk gajah hamil selama 22 bulan (cukup bagi seorang wanita untuk melahirkan dua kali). Pada waktu lahir, bayi gajah memiliki bobot sekitar 110-120 kg (40 kali bobot bayi manusia), dengan tinggi badan sekitar 75 cm. Jika sehat dan selamat dari perburuan manusia, gajah bisa hidup sampai umur 70 tahun.
Kawanan gajah di Afrika. Gadingnya yang mahal membuat gajah selalu menjadi korban perburuan manusia yang tak memiliki peri kehewanan …
Mungkin kita tidak menyangka, bahwa gajah purba hidup di bawah permukaan air. Mereka bernafas dengan belalainya, yang diangkat ke atas hingga muncul di permukaan air (kayak periskop kapal selam). Gajah modern tidak lagi hidup di bawah permukaan air, tetapi mereka masih mewarisi kehidupan air nenek moyangnya dengan kepandaian berenang. Gajah berenang? Ya. Tapi sudah barang tentu nggak pakai bikini …. Gajah bisa berenang hingga 6 jam, dan menempuh jarak 50 km("KLIK HERE")! Pemegang medali emas Olimpiade saja mungkin harus ditolong tim SAR & PPPK jika harus bersaing melawan gajah …
Gajah terdapat di Afrika, India, dan di Asia Tenggara. India dan Thailand adalah negara-negara yang akrab dengan gajah, dan banyak memanfaatkan binatang ini dalam kehidupan sehari-hari. Indonesia pernah mendatangkan pelatih-pelatih gajah dari Thailand untuk melatih gajah di Way Kambas, Lampung. Dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang ada di Afrika dan India, gajah Sumatera memiliki ukuran tubuh paling kecil. Tingginya hanya 1,7 – 2,6 meter, dengan berat kurang dari 3 ton. Mungkin itulah sebabnya, gajah-gajah singset ini masih bisa diajari main sepakbola …
Raksasa hutan dan padang savana yang lembut hati
Bagian tubuh yang istimewa dari gajah adalah belalainya. Belalai ini sebenarnya merupakan modifikasi (halah!) dari hidung dan bibir atas, yang memiliki sangat banyak fungsi("KLIK HERE"). Selain dipakai untuk memetik daun-daun muda yang segar dan menyuapkan makanan ke dalam mulut, belalai dipakai gajah untuk menghalau binatang nakal yang nemplok di tubuhnya, untuk menyembur musuh dengan air, juga untuk mengusap air mata ketika gajah bersedih hati …
Don’t cry baby, everything will be allright …
Selain belalai, bagian tubuh yang istimewa dari gajah adalah gadingnya. Gading gajah tumbuh sepanjang 18 cm per tahun. Gajah Afrika yang besar bisa memiliki gading sepanjang 3 meter, dengan berat sekitar 90 kg. Gading dipakai untuk menusuk dan mencongkel makanan yang tidak bisa dikerjakan dengan belalai yang lunak, juga untuk melawan musuh. Sayangnya, selain sebagai alat untuk mencari makan dan mempertahankan diri terhadap musuh, gading juga menjadi sumber malapetaka bagi gajah, karena diburu oleh manusia. Harga gading yang sangat mahal membuat banyak pemburu liar yang membantai gajah semata-mata untuk diambil gadingnya("KLIK HERE"). Mengapa gajah-gajah itu harus dibunuh, kemudian bangkainya ditinggalkan begitu saja di padang savana? Ya, karena kalau diminta baik-baik, gajah-gajah itu nggak akan mau suka rela menyerahkan gadingnya untuk dicopot atau digergaji …
Ohya, gajah memiliki pendengaran dan penciuman yang baik, tetapi penglihatan mereka kurang sempurna. Meskipun demikian, belum pernah ada yang mencoba membuatkan kacamata atau lensa kontak untuk membantu gajah. Oleh karena itu, kalau gajah diam saja ketika kita ajak tersenyum, itu bukan karena mereka congkak atau sombong, tapi karena senyum kita tak tertangkap oleh matanya.
Di Asia, gajah menjadi simbol kebijaksanaan. Secara fisiologis, gajah adalah makhluk yang cerdas dan memiliki ingatan kuat("KLIK HERE"). Ia bisa langsung mengenali orang yang pernah merawatnya, atau pernah berhubungan dengannya, meskipun sudah sangat lama berpisah. Oleh karena itu, waspadalah jika pernah menipu, menyakiti, atau membuat gajah patah hati, sebab ia akan ingat jika bertemu kembali dengan begundal ini.
Gajah membelai mantan pawang yang telah lama tidak ditemuinya. Ihik … ihik … terharu deh …
Gajah makan 140-270 kg rumput, dedaunan, dan buah-buahan setiap hari. Rakus amat? Nggak juga, sebab dari seluruh makanan yang masuk ke tubuhnya, hanya 40% saja yang bisa dicerna. Sisanya, yang 60%, dikembalikan ke alam sebagai pupuk penyubur tanah. Karena kebutuhan makannya yang demikian banyak, di alam bebas gajah bisa menghabiskan waktu 16 jam sehari untuk makan("KLIK HERE") (pantesan, nggak ada gajah yang sempat nge-blog …. )
Untuk menopang badannya yang berat, gajah memiliki kaki yang kokoh hampir berbentuk bulat. Meskipun gajah adalah perenang yang baik, ia tidak bisa berlari dan melompat. Gajah hanya bisa berjalan dan berjalan cepat. Apa bedanya berlari dan berjalan cepat? Berlari adalah jika pada suatu saat keempat kaki semuanya berada di udara, sedangkan berjalan cepat selalu ada salah satu kaki menapak di atas tanah. Nah, gajah membutuhkan minimal satu kaki untuk menopang tubuhnya. Meskipun hanya berjalan cepat, kecepatan gajah bisa mencapai 25 km/jam.
Malangnya nasib semangka di kaki gajah
Di India, pembuatan parit menjadi cara tradisional untuk mengendalikan pergerakan gajah-gajah. Dokter hewan Myron Hinrichs dari Petaluma, California, mengatakan bahwa parit itu dalamnya harus sekurang-kurangnya dua meter, dan lebarnya juga dua meter. Gajah tidak dapat melangkah sampai selebar dua meter. Tetapi parit-parit ini sering juga gagal, sebab gajah-gajah itu bisa menimbun parit di suatu lokasi dan kemudian melintasinya, atau menggali tebing-tebing parit hingga menjadi landai dan dapat mereka lalui("KLIK HERE"). Dasar binatang pintar!
Binatang-binatang yang mampu berlari cepat atau melompat jauh biasanya mengembangkan keterampilan tersebut sebagai mekanisme untuk menghindari pemangsa. Menurut Alan Rooscroft, pengelola San Diego Wild Animal Park, gajah tidak memiliki pemangsa alamiah. “Hanya manusia yang membunuh gajah. Makhluk lain satu-satunya yang dapat membunuh gajah adalah harimau berbobot empat belas ton”. Tapi dimana ada harimau sebesar itu di muka bumi ini?
Sebagian besar pakar setuju, bahwa tidak ada alasan bagi gajah untuk melompat di habitat alamiahnya. Gajah juga tidak perlu berlari, sebab tidak ada musuh alamiah yang bisa membuatnya harus menyelamatkan diri. Ia cukup berjalan pelan-pelan, menggoyangkan pantatnya yang buesar, mengibaskan telinganya yang luebar, dan pohon pun akan tumbang jika mencoba menghalangi jalannya.
Jadi mengapa harus susah-susah melompat dan berlari, kalau hidup bisa sukses dengan berjalan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar